Minggu, 22 April 2012

Tangerang Kelabu

Sosok itu sudah menunggu di sana. Hanya berbekal alamat rumahnya saja, aku tekadkan bulat meluncur ke kotanya. Kota kecil dengan beribu intrik di dalamnya.
Ayah, kulangkahkan kaki hanya untuk menyambung tali batin kita lagi. Aku ingin melihat senyum tegarmu yang dulu sering kau tampakkan ketika kau ungkapkan harapanmu padaku. Aku ingin kau menyapu rambutku seperti dulu kau masih menganggapku seperti anak kecil. Aku ingin mendengar nasihatmu seperti dulu kau sering menasihatiku saat aku lalai.
Ayah, berjuta asa kau tangguhkan padaku. Aku ingin semua bisa kuwujudkan dalam iringan setiap doa dan usahamu mendidikku. Meskipun aku bukan yang terbaik, namun aku akan selalu berjuang menjadi yang tebaik.
Sosok itu sudah menungguku di ujung jalan. Menyambutku dengan senyuman, terasa pahit ketika aku dihadapkan dengan kenyataan.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar