 |
| Sosok itu berkerudung ungu |
 |
| Aku yang dulu pengecut |
Malam itu aku putuskan menebus dosa-dosaku yang telah silam. Kulangkahkan kaki ragu. Hanya bisa berdiri di lorong gelap sambil memandang ke depan. Apakah ini keputusan yang tepat? Lama. Perlu pertimbangan-pertimbangan sensitif pikirku. Argh! Ini tak akan selesai sampai kapan pun jika aku terus-terusan MALU. Kuhampiri pintu kamar wisma nomor satu itu. Terbuka. Sosok yang kucari sedang membelakangiku dan sibuk dengan note booknya. Diterangi lampu kamar yang benderang, ia tampak jelas. Aku sudah membulatkan tekat. Tak ada lari untuk kedua kali. Sesungguhnya tak ada yang tahu esok akankah masih ada kesempatan untukku atau tidak...
(tunggu kisah selanjutnya ^^v)
0 komentar:
Posting Komentar